Kamis, 07 Mei 2015

Contoh Laporan Kuliah Kerja (KKL) Desa Adat Pecatu

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN
LPD DESA ADAT PECATU , BALI
Strategi dan Peranan Dalam Menghimpun Dana Masyarakat







Oleh :
NOVIA WULANDARI
130810101235






PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
2015
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN
LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DESA ADAT PECATU : Strategi dan Peranan Dalam Menghimpun Dana Masyarakat



NAMA                                    : NOVIA WULANDARI
NIM                             :130810101235
PROGRAM STUDI  : ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS              : EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER

PEMBIMBING I                                                                    PEMBIMBING II
           
Dr. Lilis Yuliati, M.Si                                                        Drs. Bajuri, ME
NIP. 19690718 1995122 001                         NIP. 19531225198403 1 002

                                   

KETUA PROGRAM STUDI
ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN


Regina Niken W., SE, M.Si
NIP 19740913200112200
KATA PENGANTAR

Bagaimana kita bisa menerapkan hasil dari belajar kita selama 4 semester ini?bisa jadi sulit untuk menjawab pertanyaan mudah semcam itu. Pada  kuliah yang hampir memasuki pertengahan masa kuliah kita ada program yang diberi nama Kuliah Kerja Lapangan , pada program tersebut kita di ajak mengunjungi bebrapa instansi yang berhubungan dengan jurusan kita. Pada kuliah kerja lapang ini saya mengunjungi sebuah lembaga perkreditan masyarakat yang ada di daerah bali nama instansi itu adalah LPD Desa Adat Pecatu. Kami menyadari bahwa tanpa bantuan berbagai pihak, penyusunan laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini tidak akan berjalan dengan baik. Dalam pembuatan laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL)  ini kami mendapat dukungan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
  1. Bapak Dr M. Fathorrazi, MSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Jember
  2. Ibu Regina Niken W., SE, M.Si selaku ketua Program Studi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan
  3. Ibu Dr. Lilis Yuliati, M.Si dan Drs. Bajuri, ME selaku dosen pembimbing Kuliah Kerja Lapangan
  4. Teman-teman kelompok 6 yang sudah membantu dalam penyusunan laporan ini.
  5. Berbagai pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu yang telah memberikan motivasi kepada kami
 Laporan hasil kuliah kerja lapangan ini diharapkan memberikan pengetahuan tambahan bagi para pembaca. Mungkin laporan ini masih kurang dari sempurna untuk itu saya berharap ada kritikan dari para pembaca sehingga untuk pembuatan laporan kedepannya saya bisa membuatnya lebih baik lagi .


Jember , april 2015

Penulis



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Latar belakang diadakannya kegiatan kuliah kerja lapangan atau KKL ini berkaitan dengan pentingnya melakukan kunjungan kerja agar kita mengerti seperti apa medan pekerjaan yang ada di hadapan kita saat kita telah lulus kelak. Selain itu pentingnya kunjungan kerja ini adalah untuk bisa mengaplikasikan teori yang telah kita terima di bangku perkuliahan.Kuliah Kerja Lapangan (KKL) adalah suatu bentuk kegiatan intrakurikuler merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa Universitas Jember pada laporan ini khususnya fakultas Ekonomi program Studi Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan (IESP) . Kegiatan KKL ini sebagian besar penyelenggaraannya dilaksanakan di luar kampus pada instansi-instansi baik pemerintah maupun swasta yang relevan dengan usaha peningkatan kualitas sumberdaya manusia baik melalui jalur pendidikan maupun non pendidikan.Kita dapat mengoreksi atau mencocokkan antara apa yang dikatakan oleh teori dan apa yang terjadi di dalam kehidupan nyata. Kunjungan KKL kali ini kelompok kami mengunjungi sebuah LPD didaerah Desa Adat Pecatu . LPD merupakan lembaga perkreditan rakyat , lembaga ini sedikit berbeda dengan lembaga perkreditan pada umumnya sebab dasar dari pendiriannya adalah sebuah rasa keikhlasan dan kejujuran , seperti yang kita tahu bahwa di Bali hampir semua masyarakatnya sangat mematuhi aturan atau hukum adat yang ada di daerah mereka karena hal itulah maka lembaga perkreditan ini dapat berjalan sampai saat ini bahkan mencapai kesuksesan dan menjadi salah satu lembaga perkreditan desa terbaik di daerah Badung Bali. Pengalaman yang paling menarik selama kunjungan ini adalah kekentalan budaya yang ada di dalam kantor LPD Desa Adat Pecatu ini saat kita memasuki ruangannya wangi bebauan khas Bali langsung terasa dan keramahan orang – orang disana yang membuat suasana kekeluargaan disana semakin kuat . Tujuan LPD yakni membantu desa adat dan krama desa adat dalam pembangunan adat, budaya dan agama. Keuntungan LPD direncanakan untuk membangun kehidupan sosial-budaya masyarakat Bali, baik untuk pembangunan fisik maupun nonfisik. Tidak ada aspek mencari keuntungan pribadi sebab tujuan mereka adalah untuk kepentingan bersama. Mengapa topik mengenai desa pecatu ini menjadi menarik ? sebab sudah dari awal saya menuliskan Lembaga ini sangat kental akan adat istiadat sehingga saya rasa perllu melakukan kunjungan kerja kesana.
1.2  Tujuan Pelaksanaan KKL
Tujuan yang hendak dicapai melalui Kuliah Kerja Lapangan (KKL) adalah sebagai  upaya untuk mendapatkan pengalaman belajar bagi mahasiswa di luar kampus dalam pengembangan wawasan keilmuan, cara berfikir dan bersikap sebagai seorang calon sarjana kependidikan.Selain itu tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan KKLini adalah untuk membentuk jalinan kerjasama dengan pihak-pihak terkait, sebagai salah satu bentuk upaya optimalisasi implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi pada masyarakat.

1.3  Tempat Dan Waktu Pelaksanaan KKL
Pelaksanaan KKL dilaksanakan pada :
Hari                 : Selasa – Kamis
Tanggal            : 21 – 23 April 2015
Tempat            : Bali






BAB II
GAMBARAN UMUM OBJEK KKL
2.1 Gambaran Umum Perusahaan
2.1.1 Sejarah Singkat LPD Desa Adat Pecatu
Tanggal 12 Desember 1988, kalender Bali menunjuk hari Soma Wage wukuKulantir Sasih Kanem. Hari itu, kramaDesa Adat Pecatu berkumpul di wantilan Pura Pererepan. Mereka menjadi saksi sejarah lahirnya sebuah lembaga keuangan milik desa adat yang berarti milik mereka juga sebagai kramaDesa Adat Pecatu. Lembaga baru itu diberi nama Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Pecatu.
Bupati Badung saat itu, Pande Made Latra meresmikan LPD Desa Adat Pecatu yang ditandai dengan penandatanganan prasasti. Sejumlah pejabat Badung ikut hadir menjadi saksi, di antaranya, Ketua DPRD Badung, IGK Adhiputra serta Camat Kuta, I Gede Nurjaya.
LPD Desa Adat Pecatu didirikan atas dasar Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Badung Nomor 1018 tahun 1988. Tujuh bulan setelah beroperasi, LPD Desa Adat Pecatu menerima Surat Keputusan (SK) Gubernur Bali Nomor 268 tahun 1989 tanggal 7 Juli 1989.
Selain itu, juga ada Modal awal LPD Desa Adat Pecatu sangatlah kecil. Pada awal berdiri, LPD Desa Adat Pecatu hanya memiliki modal sebesar Rp. 4.857.575,- yang terdiri dari bantuan Pemda Tingkat I Bali dan bantuan Pemda Tingkat II Badung.
2.1.2 Visi Dan Misi LPD Desa Adat Pecatu
Adapun visi LPD Desa Adat Pecatu yakni “menjadi LPD yang sehat dan berdaya guna bagi masyarakat melalui Pelayanan prima”. Jika dicermati, visi LPD Desa Adat Pecatu ini berpijak pada tiga kata kunci, yakni sehat, berdaya guna dan pelayanan prima. Sehat dalam konteks ini, LPD Desa Adat Pecatu diharapkan bisa memenuhi bahkan melampaui syarat-syarat pengelolaan sebuah lembaga keuangan yang baik, modern dan berkelanjutan. Berdaya guna mengandung pengertian, LPD Desa Adat Pecatu berupaya secara maksimal bisa memberikan manfaat yang positif untuk pembangunan masyarakat Desa Adat Pecatu baik di masa kini maupun di masa depan. Semua hal itu hanya bisa dicapai melalui suatu pelayanan prima yakni pelayanan kepada masyarakat yang mudah, murah, mengarah serta cepat dan tepat. 
Visi ini menunjukkan LPD Desa Adat Pecatu memang tidak semata-mata mencapai tujuan-tujuan ekonomi atau pun berorientasi bisnis. Tapi, sasaran utama yang ingin dicapai, yakni LPD Pecatu benar-benar bisa memberi manfaat bagi krama dan Desa Adat Pecatu, terutama dalam aspek penguatan adat dan budaya Bali. Visi LPD Desa Adat Pecatu itu diterjemahkan ke dalam tujuh misi utama. Adapun ketujuh misi LPD Desa Adat Pecatu: Meningkatkan dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan di Desa Adat Pecatu serta sebagai sumber pendapatan desa
1.    Meningkatkan kinerja LPD melalui pertumbuhan operasional, pelayanan prima, pemberdayaan organisasi dan sumber daya manusia;
2.    Meningkatkan daya saing melalui inovasi produk dan peningkatan efesiensi untuk dapat menyediakan jasa pelayanan yang berkualitas dan harga yang kompetitif. 
3.    Memberdayakan ekonomi masyarakat desa, khususnya usaha mikro, kecil dan menengah agar menjadi tangguh dan mandiri, sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat desa; Meningkatkan kepedulian LPD Desa Adat Pecatu terhadap lingkungan desa terutama untuk kepentingan sosial, budaya dan agama; 
4.    Mewujudkan pemerataan kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja bagi kramadesa; 
5.    Ikut mengembangkan usaha-usaha desa melalui pemanfaatan dana yang terhimpun di LPD Desa Adat Pecatu.
Moto
LPD Desa Adat Pecatu juga memiliki moto atau semboyan yang dijadikan prinsip bersama dalam membangun Desa Adat Pecatu dengan menempatkan LPD sebagai motor penggeraknya. Moto LPD Desa Adat Pecatu, yakni “Bersama LPD Kita Mampu”. Moto ini mengandung makna adanya keinginan sekaligus keyakinan kuat krama Desa Adat Pecatu bisa menapak maju bersama LPD.
2.1.3 Struktur LPD Desa Adat Pecatu
Struktur Organisasi
Pengurus:
1.    Kepala LPD : I Ketut Giriarta,S.Pd,MM
2.    Tata Usaha : I Made Nuada, S.E
3.    Kasir : I Ketut Wirtoyo, S.E
 Badan Pengawas:
1.    Ketua : I Ketut Murdana (Kelian Desa Adat Pecatu)
2.    Anggota: Prof.Dr. I Wayan Suartana,S.E,Ak,Msi
3.    Anggota: I Ketut Sarjana, S.E.
4.    Anggota : I Kadek Laksana, S.E.
Karyawan: 50 Orang
2.1.4 Kedudukan Badan Usaha
Menurut saya kedudukan LPD di daerah Bali sama kedudukannya dengan bupati pada suatu kota sebab LPD ini mengelola keungannya sendiri bahkan pariwisata di daerah Bali selalu dikelola oleh LPD Desa Adat Setempat. Sama seperti LPD Desa Adat Pecatu mengelola pariwisata berupa pengelolaan pantai Dreamland dan sebagainya.
2.1.5 Peranan LPD Desa Adat Pecatu dalam Menyongsong AEC
Pendirian Lembaga Perkreditan Desa (LPD), sejatinya :
Pertama, untuk mendorong pembangunan ekonomi masyarakat desa melalui tabungan yang terarah serta penyaluran modal yang efektif.
Kedua, memberantas praktek ijon, gadai gelap, dan lain-lain yang dapat dipersamakan dengan itu di pedesaan.
Ketiga, menciptakan pemerataan dan kesempatan berusaha bagi warga desa dan tenaga kerja di pedesaan.
Keempat, meningkatkan daya beli, melancarkan lalu lintas pembayaran, dan peredaran uang di pedesaan
Dari awal berdirinya sampai sekarang, jumlah LPD yang ada di Provinsi Bali mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dari 8 LPD yang dijadikan sebagai pilot projek pada tahun 1985,  telah berkembang menjadi 1.356 LPD pada tahun 2008 yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota.
LPD Membentuk Wirausaha Muda Pedesaan
Sebagai implementasi tujuan ketiga dari LPD, ada kontribusi nyata yang dapat dilakukan oleh peran LPD dalam mengurangi pengangguran di kalangan generasi muda. Jumlah pengangguran terbuka di Indonesia pada 2007 mencapai 10,5 juta jiwa, menurun menjadi 9,4 juta jiwa  di 2008, dan 9,2 juta jiwa (2009). Besarnya angka pengangguran ini tak lepas dari paradigma berpikir (mindset) generasi muda yang rata-rata ingin menjadi pegawai, sementara ketersediaan lapangan kerja di sektor formal sangat terbatas. Hal ini sangat disayangkan, mengingat kemampuan dan kreativitas generasi muda saat ini sangat tinggi dan memiliki potensi untuk dikembangkan. Berkaitan dengan adanya Masyarakat Ekonomi Asean di akhir tahun 2015 ini, LPD Desa Adat Pecatu telah melakukan berbagai strategi dalam menjawab tantangan MEA tersebut, salah satunya mealalui penyalurkan dana kepada generasi muda pedesaan dalam bentuk kredit untuk mengajak generasi muda menjadi generasi yang mandiri, bukan hanya menjadi generasi pencari kerja, namun mampu menjadi generasi pencipta lapangan pekerjaan.
LPD dapat menggerakkan sektor UMKM sebagai pilar dan pengerak perekonomian bangsa. Pelaksanaan program Kredit Wirausaha Muda ini bertujuan untuk :
1.    Mengubah persepsi generasi muda terdidik maupun yang akan dididik oleh “Program Pelatihan Kewirausahaan LPD”  untuk menjadi generasi muda yang mandiri, sehingga bukan hanya menjadi generasi pencari kerja namun mampu menjadi generasi pencipta lapangan pekerjaan.
2.    Menjadikan sektor UMKM sebagai sektor idaman bagi generasi muda untuk berkarya dan menumbuhkembangkannya, sehingga menjadi UMKM yang berkualitas.
3.     Menghapuskan persepsi bahwa sebagian besar dari jumlah wirausaha tumbuh karena mengandalkan naluri dan network. Faktanya untuk menjadi seorang wirausahawan atau pengusaha sejati, selain bakat dan dorongan dari lingkungan, kreativitas, tekad dan keberanian mengubah tantangan menjadi peluang juga tak kalah dibutuhkan.
4.    Mewujudkan dan mendorong peran serta LPD dalam menggerakkan sektor UMKM sebagai pilar dan penggerak perekonomian bangsa yang berkemampuan tinggi.
5.     Memberikan kontribusi kepada pertumbuhan ekonomi di Indonesia melalui pengembangan UMKM khususnya di kalangan generasi muda.
Dalam Program Pelatihan Kewirausahaan  LPD yang juga difasilitasi oleh Pemerintah Desa dan keterlibatan peran aktifnya seluruh masyarakat desa, generasi muda desa tidak hanya dibekali dengan teori, namun juga diberikan simulasi praktek (experiental learning) dalam menjalankan usaha di kemudian hari untuk menjadi wirausaha yang sukses.   Dukungan pembinaan diberikan dalam bentuk pelatihan, pendampingan berusaha dan promosi usaha yaitu pameran. Kegiatan pameran wirausaha muda bersinergi dengan kegiatan dari Dinas Perdagangan, Dinas Koperasi dan Dinas lain dari Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Provinsi, difasilitasi oleh Pemerintah Desa dalam keikutsertaannya.
     Program Kewirausahaan LPD diberikan oleh para praktisi usaha dan akademisi, baik dari desa yang bersangkutan atau mengundang dari desa atau lembaga yang lain. Bertujuan untuk memberikan pendidikan atau pengetahuan aplikatif dari para wirausahawan yang telah berhasil dan berpengalaman di bidangnya, serta keilmuan dari akademisi  kepada para generasi muda desa sehingga terdorong untuk berwirausaha dan menciptakan lapangan kerja.
Harapan dari pelaksanaan Program Kredit Wirausaha Muda dan  Program Pelatihan Kewirausahaan LPD adalah para wirausahawan muda tersebut menjadi pengusaha yang beretika, peduli pada lingkungan dan berkeinginan kuat untuk tidak hanya menjadi besar, tetapi tangguh dan mampu bersaing secara sportif di setiap kondisi.






BAB III
PEMBAHASAN

Lembaga keuangan di Indonesia di era modern sekarang ini telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Berbagai jenis lembaga keuangan baik lembaga keuangan bank maupun lembaga keuangan non bank mulai menjamur di seluruh wilayah Indonesia.
Pendirian LPD pada dasarnya dimaksudkan untuk mendorong tumbuhnya perekonomian krama di desa adat sehingga bias mencapai tujuan akhir, yakni mensejahterakan masyarakat. Kehadiran LPD diharapkan bisa membuka akses pendanaan bagi masyarakat adat Bali di masing-masing Desa adat atau desa pakraman yang jauh lebih mudah dan juga murah. Sejak didirikan tahun 1988, LPD Desa Adat Pecatu memainkan peran penting dalam memberikan akses dana bagi krama desa adat Pecatu. Selama 25 tahun berjalan, LPD Desa Adat Pecatu tak pelak menjadi motor penggerak perekonomin krama.
Angka riil dari perkembangan laba dan aset LPD Desa Adat Pecatu akan lenih jelas terlihat dalam table berikut ini :

Tabel 3.1
Tabel Perkembangan Aset dan Laba LPD Desa Adat Pecatu

Tahun
Aset
(Rp)
Modal
(Rp)
Laba
(Rp)
1989
190.877.675
4.858.000
19.148.420
1990
483.332.090
16.347.000
34.679.183
1991
680.919.241
37.155.000
67.644.178
1992
1.077.953.743
79.282.000
94.111.162
1993
1.464.089.000
138.249.000
111.430.000
1994
2.012.324.000
260.107.000
167.245.077
1995
2.996.512.000
360.454.000
189.732.000
1996
4.285.387.000
474.793.000
235.774.740
1007
5.248.085.000
616.258.000
243.767.135
1998
6.967.063.000
763.478.000
595.018.247
1999
9.956.077.000
1.120.489.000
813.053.103
2000
16.001.668.000
1.608.321.000
1.105.403.000
2001
21.853.597.000
2.276.562.000
1.589.458.000
2002
26.016.993.000
3.230.237.000
1.931.339.000
2003
32.956.323.000
4.365.931.000
2.392.743.000
2004
47.561.458.000
7.801.577.000
2.637.125.000
2005
56.431.618.000
7.383.852.000
3.495.728.291
2006
61.618.847.449
9.481.298.000
3.507.470.000
2007
79.996.236.000
11.595.771.000
4.626.177.091
2008
99.804.651.000
14.337.356.295
4.056.912.154
2009
114.239.379.962
16.796.503.588
4.551.061.463
2010
149.684.672.766
20.779.973.472
6.022.275.412
2011
188.595.544.478
24.779.973.472
8.031.779.006
2012
247.909.401.999
31.011.771.761
10.176.917.019
2013
295.299.211.902
38.131.538.913
8.501.977.836

            Posisi puncak ditempati LPD Desa Adat Pecatu berturut-turut selama empat tahun sejak tahun 2010.



Tabel 3.2
            Tabel 5 Besar LPD Peraih Aset Tertinggi di Kabupaten Badung
(dalam Ribuan Rupiah)

No
Nama LPD
2009
2010
2011
2012
1.
LPD Kuta
184.925.503
222.978.435
255.246.396
307.326.688
2.
LPD Pecatu
114.239.380
149.684.848
188.595.544
247.909.402
3.
LPD Legian
90.505.276
135.845.848
187.851.915
240.161.086
4.
LPD Jimbaran
109.820.909
138.153.038
177.483.989
222.254.604
5.
LPD Kedonganan
120.873.850
136.019.081
162.478.762
207.520.865






Tabel 3.3
Tabel 5 Besar LPD Peraih Laba Tertinggi di Kabupaten Badung
(dalam Ribuan Rupiah)

No
Nama LPD
2009
2010
2011
2012
1.
LPD Kuta
7.351.113
9.340.699
10.146.115
11.296.803
2.
LPD Pecatu
4.551.124
6.022.275
8.031.779
10.176.917
3.
LPD Legian
4.052.124
5.660.567
7.642.952
8.688.004
4.
LPD Jimbaran
4.725.486
5.664.532
6.094.817
8.037.220
5.
LPD Kedonganan
4.300.999
4.617.575
4.800.346
5.162.757

            Hal ini tidak saja mengukuhkan LPD Desa Adat Pecatu di jajaran “LPD elite”, tetapi juga menunjukkan sebuah kinerja keuangan yang efektif. Kendatipun aset dan laba bukan satu-satunya ukuran kesuksesan sebuah LPD, tapi pencapaian itu menggambarkan pengelolaan LPD Desa Adat Pecatu selama ini memenuhi aspek bisnis sebuah lembaga keuangan.
Dalam menjalankan program kerja yang telah disusun dan disepakati bersama , LPD Pecatu memiliki strategi-strategi andalan yang telah membawa LPD ini pada puncak kesuksesan dalam menjalankan aktivitasnya di industri keuangan. Hambatan dan tantangan dapat dilalui oleh LPD Pecatu sejak awal berdirinya hingga saat ini tak lepas dari strategi-strategi yang berhasil dijalankan.
Berdasarkan pemaparan pimpinan LPD Pecatu, Bapak I Ketut Giriartha, S.Pd.,M.M, strategi-strategi tersebut antara lain:
a.    Bermodal awal semangat yang tinggi dengan niat yang tulus dan ikhlas. Rasa semangat yang tinggi ini ditanamkan kepada semua pengurus dan  karyawan sehingga kinerja mereka dalam organisasi dapat dioptimalkan. Modal awal yang berupa semangat ini berlandaskan pada prinsip “dari kita, oleh kita dan untuk kita” para pengurus dan karyawan bekerja dengan ikhlas demi kepentingan diri sendiri, keluarga, dan masyarakat pecatu untuk kemajuan bersama.
b.    Membangun komunikasi yang baik antar sesama pengurus baik secara vertikal maupun horisontal. Komunikasi vertikal yaitu hubungan antara pimpinan dan pengurus yang berada di bawahnya begitupun sebaliknya. Sedangkan komunikasi horizontal berupa hubungan sesama pengurus dan karyawan di tingkatan yang sama maupun tingkatan yang berada di bawahnya.
c.    Meningkatkan integritas kinerja pengurus dan karyawan LPD sehingga kegiatan organisasi berjalan dengan lancar.
d.    Memberi pelatihan kepada para pengurus dan karyawan LPD untuk peningkatan skill secara individu maupun kelompok. Dengan skill atau kemampuan yang baik di bidang pekerjaan masing-masing, para pengurus dan karyawan LPD dapat bekerja dengan optimal dan efisien.
e.    Menjaga komitmen agar tetap kokoh dalam keadaan apapun. Komitmen yang kuat dapat menjaga stabilitas LPD Pecatu sepanjang waktu sehingga mampu untuk terus berkontribusi besar terhadap pengembangan organisasi dan Desa Adat Pecatu.
Di dunia lembaga keuangan, produk menjadi factor utama untuk memenangi persaingan. Itu sebabnya, banyak lembaga-lembaga keuangan yang berlomba menawarkan berbagai  produk inovatif dan variatif sehingga bias menarik minat masyarakat untuk menjadi nasabah. Tak jarang produk-produk yang ditawarkan menjanjikan berbagai fasilitas menggiurkan.
Sebagai lembaga keuangan milik desa adat yang khas, LPD Desa Adat Pecatu juga mencoba menawarkan bernagai produk menarik. Tapi, produk-produk LPD Desa Adat Pecatu lebih menekankan pada efektivitas dalam upaya menyangga adat dan budaya Bali. Itu sebabnya produk-produk yang ditawarkan lebih dilandasi kebutuhan warga Pecatu sebagai krama desa adat yang memiliki tanggung jawab mempertahankan adat dan budaya Bali.
1.    Tabungan Plus (Taplus)
2.    Deposito
3.    Sibermas
4.    Ida Ngaben
3.3  Peranan Lembaga Perkreditan Desa Pecatu Dalam Menghimpun Dana Masyarakat

Pendirian LPD pada dasarnya dimaksudkan untuk mendorong tumbuhnya perekonomian krama di desa adat sehingga bisa mencapai tujuan akhir , yakni mensejahterakan masyarakat. Kehadiran LPD diharapkan bisa membuka akses pendanaan bagi masyarakat adat Bali di masing-masing desa adat atau desa pakraman yang jauh lebih mudah dan juga murah.
Kekhasan LPD di Bali terlihat dari pemanfaatan keuntungan pengelolaan LPD yang dikembalikan kepada komunitas adat Bali di desa adat atau desa pakraman. Sejak awal didirikan, LPD memang didedikasikan sebagai penyangga adat dan budaya Bali yang dijiwai ajaran agama Hindu. Artinya, fungsi utama LPD bukanlah fungsi ekonomi, melainkan justru fungsi sosial dan budaya. Fungsi ekonomi diletakkan dalam kerangka memperkuat fungsi sosial-budaya LPD. Itu pula sebabnya, keberadaan LPD diletakkan dalam payung desa adat/desa pakraman dan bukan desa dinas.
Sejak didirikan tahun 1988, LPD Desa Adat Pecatu memainkan peran penting dalam memberikan akses dana bagi krama Desa Adat Pecatu. Selama 25 tahun berjalan, LPD Desa Adat Pecatu tak pelak menjadi motor penggerak perekonomian krama. Ini terlihat dari terus bertumbuhnya dana masyarakat yang terhimpun sebagai dana pihak ketiga maupun dana pinjaman yang disalurkan.
Sebagai Lembaga Perkreditan yang memberikan pelayanan simpan pinjam untuk krama atau masyarakat Desa Adat Pecatu, LPD Pecatu memiliki peranan yang cukup besar terhadap pengembangan Desa Adat Pecatu. Sesuai dengan namanya, LPD merupakan lembaga yang menjalankan kegiatan simpan pinjam dalam masyarakat. Selaras dengan lembaga-lembaga keuangan yang lain, LPD menjalankan peran menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki cadangan berlebih untuk disalurkan kepada masyarakat sebagai pinjaman untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya.
Pengembalian keuntungan LPD kepada komunitas adat Bali di desa adat/desa pakraman itu diatur dalam regulasi mengenai LPD. Dalam Perda Nomor 2 Tahun 1988 yang merupakan regulasi pertama tentang LPD di Bali maupun Perda Nomor 4 Tahun 2012 yang merupakan penyempurnaan Perda Nomor 3 Tahun 2007 tentang LPD jelas diatur pemanfaatan keuntungan LPD. Begitu juga dalam Perda Kabupaten Badung Nomor 19 Tahun 2001 tentang LPD. Dalam konteks LPD Desa Adat Pecatu, pemberian dana pembangunan dan dana sosial ini juga diatur dalam Pararem LPD Desa Adat Pecatu.
Dalam menghimpun dana masyarakat, LPD Pecatu telah berhasil melaksanakan peranannya dengan sangat baik. Hal tersebut terlihat dari kemajuan-kemajuan yang berhasil dicapai oleh LPD Pecatu sejak awal berdirinya hingga kini. Tidak hanya kemajuan dari segi internal LPD Pecatu, tetapi juga kemajuan Desa Adat Pecatu dalam berbagai bidang. Misalnya dalam mengurangi kemiskinan di Desa Adat Pecatu, produk-produk yang dihasilkan oleh LPD Pecatu ini berhasil dilaksanakan untuk membantu masyarakat memperbaiki kesejahteraan hidupnya.
LPD menjalankan peran menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki cadangan berlebih untuk disalurkan kepada masyarakat sebagai pinjaman untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya.
1.    Kredit
Selain menghimpun dana masyarakat, tugas pokok berikutnya dari LPD Desa Adat Pecatu yakni memberikan dana pinjaman kepada masyarakat. Pinjaman yang diberikan itu merupakan salah satu bentuk penggunaan dana LPD yang paling besar dalam usaha untuk mendapatkan penghasilan. Karena itu, pemberian pinjaman kepada masyarakat merupakan kegiatan utama dari LPD.Produk kredit yang yang disalurkan LPD Desa Adat Pecatu kepada krama bervariasi. Sektor yang dibiayai pun hampir mencakup semua bidang kegiatan krama, seperti pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, industri, pariwisata, dan sektor lainnya. Jangka waktu pembayaran kredit pun bisa dipilih sesuai kemampuan krama, seperti kredit jangka pendek (1-12 bulan), kredit jangka menengah (di atas 12 bulan-60 bulan), dan kredit jangka panjang (di atas 60 bulan-120 bulan).
Setelah tahun 2000, pertumbuhan kredit LPD Desa Adat Pecatu semakin meningkat. Terakhir, hingga Oktober 2013, penyerapan kredit di LPD Pecatu mencapai lebih dari 90%.

Tabel 3.9
Tabel Perkembangan Kredit LPD Desa Adat Pecatu

Tahun
Dana Pihak Ketiga
(Rp)
Kredit
(Rp)
Nasabah
(Orang)
1989
166.871.680
139.611.000
286
1990
432.306.280
460.794.000
334
1991
553.083.363
640.781.623
539
1992
849.677.811
884.597.000
612
1993
1.214.410.000
1.123.610.000
720
1994
1.585.272.000
1.272.377.000
712
1995
2.446.327.000
1.616.178.000
668
1996
3.420.082.000
2.697.515.000
810
1997
4.368.750.000
2.612.302.000
785
1998
5.563.193.000
2.751.984.000
891
1999
8.017.137.000
5.741.201.000
977
2000
13.195.757.000
11.537.298.000
1.118
2001
17.942.079.000
14.756.107.000
1.232
2002
20.799.713.000
19.601.362.000
1.356
2003
26.164.232.000
28.393.357.000
1.479
2004
38.959.549.000
36.679.446.000
1.542
2005
45.257.783.000
45.008.647.000
1.660
2006
48.210.186.000
50.365.255.000
1.740
2007
63.097.553.000
61.083.741.000
2.111
2008
79.565.344.000
71.566.398.000
2.084
2009
91.143.752.450
91.383.763.076
2.198
2010
121.898.533.232
114.682.290.588
2.230
2011
155.059.931.500
148.633.123.626
2.103
2012
206.108.864.153
184.012.971.188
2.024
2013*)
246.567.295.848
220.439.723.030
2.053

Adapun syarat mengajukan kredit di LPD Desa Adat Pecatu, sebagaiberikut :
-       Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP)/Kartu Keluarga (KK)
-       Fotokopi surat jaminan
-       Persetujuan suami/istri (datang langsung ke LPD)
-       Agunan/jaminan (kendaraan, tanah, emas, tabungan atau deposito)
Kredit LPD Desa Adat Pecatu dapat diklasikan menjadi empat, yakni
a.     kredit modal kerja
b.    Kredit Investasi
c.    Kredit Konsumtif
d.    Kredit Krama Sejahtera
2.    Layanan Jasa Nonkredit
Lembaga keuangan kini tidak lagi membuka layanan keuangan semata-mata, tetapi juga membuka layanan nonkredit yang bertujuan untuk memperkokoh layanan pokok di bidang keuangan. LPD Desa Adat Pecatu juga melakukan langkah ekstensifikasi layanan dengan membuka layanan nonkredit.
Berikut ini layanan nonkredit LPD Desab Adat Pecatu.
-       Pembayaran rekening listrik online
-       Pembayaran rekening telepon online
-       Pembayaran pajak (khususnya PBB)
-       Pembayaran rekening PDAM
-       Pembelian voucher pulsa telepon
-       Pembelian voucher listrik
-       Pengiriman uang
Pembukaan layanan nonkredit ini dimaksudkan untuk menjadikan LPD Desa Adat Pecatu sebagai lembaga keuangan milik Desa Adat Pecatu dengan konsep pelayanan on stop service (pelayanan satu tempat). Artinya, LPD Desa Adat Pecatu berupaya memenuhi segala kebutuhan krama Desa Adat Pecatu, khususnya yang berhubungan dengan aktivitas pembayaran tunai maupun transfer (cash and transfer

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1  Kesimpulan
Pendirian LPD pada dasarnya dimaksudkan untuk mendorong tumbuhnya perekonomian krama di desa adat sehingga bias mencapai tujuan akhir, yakni mensejahterakan masyarakat. Sejak didirikan tahun 1988, LPD Desa Adat Pecatu memainkan peran penting dalam memberikan akses dana bagi krama Desa Adat Pecatu. Selama 25 tahun berjalan, LPD Desa Adat Pecatu tak pelak menjadi motor penggerak perekonomian krama. Ini terlihat dari terus bertumbuhnya dana masyarakat yang terhimpun sebagai dana pihak ketiga maupun dana pinjaman yang disalurkan. Dalam menghimpun dana masyarakat, LPD Pecatu telah berhasil melaksanakan peranannya dengan sangat baik. Hal tersebut terlihat dari kemajuan-kemajuan yang berhasil dicapai oleh LPD Pecatu sejak awal berdirinya hingga kini. Tidak hanya kemajuan dari segi internal LPD Pecatu, tetapi juga kemajuan Desa Adat Pecatu dalam berbagai bidang. Misalnya dalam mengurangi kemiskinan di Desa Adat Pecatu, produk-produk yang dihasilkan oleh LPD Pecatu ini berhasil dilaksanakan untuk membantu masyarakat memperbaiki kesejahteraan hidupnya.

4.2   Saran
Saran menurut saya pribadi adalah harusnya Lembaga Perkreditan Desa Seperti ini harusnya di sosialisasikan ke daerah daerah lain diluar Bali sehingga daerah lain dapat mencontoh keberhasilan masyarakat Bali dalam mengelola keuangan untuk kepentingan di desanya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar