LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN
LPD
DESA ADAT PECATU , BALI
Strategi
dan Peranan Dalam Menghimpun Dana Masyarakat
Oleh :
NOVIA WULANDARI
130810101235
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI DAN STUDI
PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
2015
LEMBAR
PENGESAHAN
LAPORAN
KULIAH KERJA LAPANGAN
LEMBAGA
PERKREDITAN DESA (LPD) DESA ADAT PECATU : Strategi dan Peranan Dalam Menghimpun
Dana Masyarakat
NAMA : NOVIA WULANDARI
NIM :130810101235
PROGRAM
STUDI : ILMU EKONOMI DAN STUDI
PEMBANGUNAN
FAKULTAS : EKONOMI
UNIVERSITAS
JEMBER
PEMBIMBING
I PEMBIMBING
II
Dr. Lilis Yuliati, M.Si
Drs. Bajuri, ME
NIP. 19690718 1995122
001 NIP.
19531225198403 1 002
KETUA PROGRAM STUDI
ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN
Regina
Niken W., SE, M.Si
NIP
19740913200112200
KATA PENGANTAR
Bagaimana kita bisa
menerapkan hasil dari belajar kita selama 4 semester ini?bisa jadi sulit untuk
menjawab pertanyaan mudah semcam itu. Pada
kuliah yang hampir memasuki pertengahan masa kuliah kita ada program
yang diberi nama Kuliah Kerja Lapangan , pada program tersebut kita di ajak
mengunjungi bebrapa instansi yang berhubungan dengan jurusan kita. Pada kuliah
kerja lapang ini saya mengunjungi sebuah lembaga perkreditan masyarakat yang
ada di daerah bali nama instansi itu adalah LPD Desa Adat Pecatu. Kami
menyadari bahwa tanpa bantuan berbagai pihak, penyusunan laporan
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini tidak akan berjalan dengan baik. Dalam
pembuatan laporan
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini kami mendapat dukungan dan motivasi dari
berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami ingin
menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
- Bapak Dr M. Fathorrazi, MSi selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Jember
- Ibu Regina Niken
W., SE, M.Si selaku ketua Program Studi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan
- Ibu Dr. Lilis
Yuliati, M.Si dan Drs. Bajuri, ME selaku dosen pembimbing Kuliah Kerja
Lapangan
- Teman-teman
kelompok 6 yang sudah membantu dalam penyusunan laporan ini.
- Berbagai pihak
yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu yang telah memberikan motivasi
kepada kami
Laporan hasil kuliah kerja lapangan ini
diharapkan memberikan pengetahuan tambahan bagi para pembaca. Mungkin laporan
ini masih kurang dari sempurna untuk itu saya berharap ada kritikan dari para
pembaca sehingga untuk pembuatan laporan kedepannya saya bisa membuatnya lebih
baik lagi .
Jember , april 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Latar belakang diadakannya kegiatan kuliah
kerja lapangan atau KKL ini berkaitan dengan pentingnya melakukan kunjungan
kerja agar kita mengerti seperti apa medan pekerjaan yang ada di hadapan kita
saat kita telah lulus kelak. Selain itu pentingnya kunjungan kerja ini adalah
untuk bisa mengaplikasikan teori yang telah kita terima di bangku perkuliahan.Kuliah Kerja
Lapangan (KKL) adalah suatu bentuk kegiatan intrakurikuler merupakan kegiatan
yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa Universitas Jember pada laporan ini
khususnya fakultas Ekonomi program Studi Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan (IESP)
. Kegiatan KKL ini sebagian besar penyelenggaraannya dilaksanakan di luar
kampus pada instansi-instansi baik pemerintah maupun swasta yang relevan dengan
usaha peningkatan kualitas sumberdaya manusia baik melalui jalur pendidikan maupun
non pendidikan.Kita dapat mengoreksi atau mencocokkan antara
apa yang dikatakan oleh teori dan apa yang terjadi di dalam kehidupan nyata.
Kunjungan KKL kali ini kelompok kami mengunjungi sebuah LPD didaerah Desa Adat
Pecatu . LPD merupakan lembaga perkreditan rakyat , lembaga ini sedikit berbeda
dengan lembaga perkreditan pada umumnya sebab dasar dari pendiriannya adalah
sebuah rasa keikhlasan dan kejujuran , seperti yang kita tahu bahwa di Bali
hampir semua masyarakatnya sangat mematuhi aturan atau hukum adat yang ada di
daerah mereka karena hal itulah maka lembaga perkreditan ini dapat berjalan
sampai saat ini bahkan mencapai kesuksesan dan menjadi salah satu lembaga
perkreditan desa terbaik di daerah Badung Bali. Pengalaman yang paling menarik
selama kunjungan ini adalah kekentalan budaya yang ada di dalam kantor LPD Desa
Adat Pecatu ini saat kita memasuki ruangannya wangi bebauan khas Bali langsung
terasa dan keramahan orang – orang disana yang membuat suasana kekeluargaan
disana semakin kuat . Tujuan LPD yakni membantu desa adat dan krama desa
adat dalam pembangunan adat, budaya dan agama. Keuntungan LPD direncanakan
untuk membangun kehidupan sosial-budaya masyarakat Bali, baik untuk pembangunan
fisik maupun nonfisik. Tidak ada aspek mencari keuntungan pribadi sebab tujuan
mereka adalah untuk kepentingan bersama. Mengapa topik mengenai desa pecatu ini
menjadi menarik ? sebab sudah dari awal saya menuliskan Lembaga ini sangat
kental akan adat istiadat sehingga saya rasa perllu melakukan kunjungan kerja
kesana.
1.2
Tujuan
Pelaksanaan KKL
Tujuan yang hendak dicapai melalui Kuliah Kerja
Lapangan (KKL) adalah sebagai upaya untuk mendapatkan pengalaman
belajar bagi mahasiswa di luar kampus dalam pengembangan wawasan keilmuan, cara
berfikir dan bersikap sebagai seorang calon sarjana kependidikan.Selain itu
tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan KKLini adalah untuk membentuk
jalinan kerjasama dengan pihak-pihak terkait, sebagai salah satu bentuk upaya
optimalisasi implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi pada masyarakat.
1.3 Tempat Dan Waktu Pelaksanaan KKL
Pelaksanaan KKL dilaksanakan pada
:
Hari
: Selasa
– Kamis
Tanggal
: 21
– 23 April 2015
Tempat
: Bali
BAB II
GAMBARAN UMUM OBJEK KKL
2.1 Gambaran Umum Perusahaan
2.1.1 Sejarah Singkat LPD Desa Adat
Pecatu
Tanggal 12 Desember 1988, kalender Bali menunjuk hari
Soma Wage wukuKulantir Sasih Kanem. Hari itu, kramaDesa Adat Pecatu berkumpul
di wantilan Pura Pererepan. Mereka menjadi saksi sejarah lahirnya sebuah
lembaga keuangan milik desa adat yang berarti milik mereka juga sebagai
kramaDesa Adat Pecatu. Lembaga baru itu diberi nama Lembaga Perkreditan Desa
(LPD) Desa Adat Pecatu.
Bupati Badung saat itu, Pande Made Latra meresmikan
LPD Desa Adat Pecatu yang ditandai dengan penandatanganan prasasti. Sejumlah
pejabat Badung ikut hadir menjadi saksi, di antaranya, Ketua DPRD Badung, IGK
Adhiputra serta Camat Kuta, I Gede Nurjaya.
LPD Desa Adat Pecatu didirikan atas dasar Surat
Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Badung Nomor 1018 tahun 1988. Tujuh
bulan setelah beroperasi, LPD Desa Adat Pecatu menerima Surat Keputusan (SK)
Gubernur Bali Nomor 268 tahun 1989 tanggal 7 Juli 1989.
Selain itu, juga ada Modal awal LPD Desa Adat Pecatu
sangatlah kecil. Pada awal berdiri, LPD Desa Adat Pecatu hanya memiliki modal
sebesar Rp. 4.857.575,- yang terdiri dari bantuan Pemda Tingkat I Bali dan
bantuan Pemda Tingkat II Badung.
2.1.2
Visi Dan Misi LPD Desa Adat Pecatu
Adapun visi
LPD Desa Adat Pecatu yakni “menjadi LPD yang sehat dan berdaya guna bagi
masyarakat melalui Pelayanan prima”. Jika dicermati, visi LPD Desa Adat Pecatu
ini berpijak pada tiga kata kunci, yakni sehat, berdaya guna dan pelayanan
prima. Sehat dalam konteks ini, LPD Desa Adat Pecatu diharapkan bisa memenuhi
bahkan melampaui syarat-syarat pengelolaan sebuah lembaga keuangan yang baik,
modern dan berkelanjutan. Berdaya guna mengandung pengertian, LPD Desa Adat
Pecatu berupaya secara maksimal bisa memberikan manfaat yang positif untuk
pembangunan masyarakat Desa Adat Pecatu baik di masa kini maupun di masa depan.
Semua hal itu hanya bisa dicapai melalui suatu pelayanan prima yakni pelayanan
kepada masyarakat yang mudah, murah, mengarah serta cepat dan tepat.
Visi ini menunjukkan LPD Desa Adat Pecatu memang tidak
semata-mata mencapai tujuan-tujuan ekonomi atau pun berorientasi bisnis. Tapi,
sasaran utama yang ingin dicapai, yakni LPD Pecatu benar-benar bisa memberi
manfaat bagi krama dan Desa Adat Pecatu, terutama dalam aspek penguatan adat
dan budaya Bali. Visi LPD Desa Adat Pecatu itu diterjemahkan ke dalam tujuh
misi utama. Adapun ketujuh misi LPD Desa Adat Pecatu: Meningkatkan dan
mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan di Desa Adat Pecatu serta
sebagai sumber pendapatan desa
1. Meningkatkan
kinerja LPD melalui pertumbuhan operasional, pelayanan prima, pemberdayaan
organisasi dan sumber daya manusia;
2. Meningkatkan
daya saing melalui inovasi produk dan peningkatan efesiensi untuk dapat
menyediakan jasa pelayanan yang berkualitas dan harga yang kompetitif.
3. Memberdayakan
ekonomi masyarakat desa, khususnya usaha mikro, kecil dan menengah agar menjadi
tangguh dan mandiri, sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat desa;
Meningkatkan kepedulian LPD Desa Adat Pecatu terhadap lingkungan desa terutama
untuk kepentingan sosial, budaya dan agama;
4. Mewujudkan
pemerataan kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja bagi
kramadesa;
5. Ikut
mengembangkan usaha-usaha desa melalui pemanfaatan dana yang terhimpun di LPD
Desa Adat Pecatu.
Moto
LPD Desa Adat Pecatu juga memiliki moto atau semboyan
yang dijadikan prinsip bersama dalam membangun Desa Adat Pecatu dengan
menempatkan LPD sebagai motor penggeraknya. Moto LPD Desa Adat Pecatu,
yakni “Bersama LPD Kita Mampu”. Moto ini mengandung makna
adanya keinginan sekaligus keyakinan kuat krama Desa Adat Pecatu bisa menapak
maju bersama LPD.
2.1.3 Struktur LPD Desa Adat Pecatu
Struktur Organisasi
Pengurus:
1. Kepala LPD :
I Ketut Giriarta,S.Pd,MM
2. Tata Usaha :
I Made Nuada, S.E
3. Kasir : I
Ketut Wirtoyo, S.E
Badan Pengawas:
1. Ketua : I
Ketut Murdana (Kelian Desa Adat Pecatu)
2. Anggota:
Prof.Dr. I Wayan Suartana,S.E,Ak,Msi
3. Anggota: I
Ketut Sarjana, S.E.
4. Anggota : I
Kadek Laksana, S.E.
Karyawan: 50 Orang
2.1.4 Kedudukan Badan Usaha
Menurut saya kedudukan LPD di daerah Bali sama
kedudukannya dengan bupati pada suatu kota sebab LPD ini mengelola keungannya
sendiri bahkan pariwisata di daerah Bali selalu dikelola oleh LPD Desa Adat
Setempat. Sama seperti LPD Desa Adat Pecatu mengelola pariwisata berupa
pengelolaan pantai Dreamland dan sebagainya.
2.1.5
Peranan LPD Desa Adat Pecatu dalam Menyongsong AEC
Pendirian
Lembaga Perkreditan Desa (LPD), sejatinya :
Pertama, untuk mendorong pembangunan
ekonomi masyarakat desa melalui tabungan yang terarah serta penyaluran modal
yang efektif.
Kedua, memberantas praktek ijon, gadai gelap, dan lain-lain yang
dapat dipersamakan dengan itu di pedesaan.
Ketiga, menciptakan pemerataan dan
kesempatan berusaha bagi warga desa dan tenaga kerja di pedesaan.
Keempat, meningkatkan daya beli,
melancarkan lalu lintas pembayaran, dan peredaran uang di pedesaan
Dari
awal berdirinya sampai sekarang, jumlah LPD yang ada di Provinsi Bali mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Dari 8 LPD yang dijadikan sebagai pilot projek pada tahun 1985,
telah berkembang menjadi 1.356 LPD pada tahun 2008 yang tersebar di seluruh
kabupaten dan kota.
LPD Membentuk Wirausaha Muda
Pedesaan
Sebagai
implementasi tujuan ketiga dari LPD, ada kontribusi nyata yang dapat dilakukan
oleh peran LPD dalam mengurangi pengangguran di kalangan generasi muda. Jumlah
pengangguran terbuka di Indonesia pada 2007 mencapai 10,5 juta jiwa, menurun
menjadi 9,4 juta jiwa di 2008, dan 9,2 juta jiwa (2009). Besarnya angka
pengangguran ini tak lepas dari paradigma berpikir (mindset) generasi muda yang rata-rata ingin menjadi pegawai,
sementara ketersediaan lapangan kerja di sektor formal sangat terbatas. Hal ini
sangat disayangkan, mengingat kemampuan dan kreativitas generasi muda saat ini
sangat tinggi dan memiliki potensi untuk dikembangkan. Berkaitan dengan adanya
Masyarakat Ekonomi Asean di akhir tahun 2015 ini, LPD Desa Adat Pecatu telah
melakukan berbagai strategi dalam menjawab tantangan MEA tersebut, salah
satunya mealalui penyalurkan dana kepada generasi muda pedesaan dalam bentuk
kredit untuk mengajak generasi muda menjadi generasi yang mandiri, bukan hanya
menjadi generasi pencari kerja, namun mampu menjadi generasi pencipta lapangan
pekerjaan.
LPD
dapat menggerakkan sektor UMKM sebagai pilar dan pengerak perekonomian bangsa.
Pelaksanaan program Kredit Wirausaha Muda ini bertujuan untuk :
1.
Mengubah
persepsi generasi muda terdidik maupun yang akan dididik oleh “Program
Pelatihan Kewirausahaan LPD” untuk menjadi generasi muda yang mandiri,
sehingga bukan hanya menjadi generasi pencari kerja namun mampu menjadi
generasi pencipta lapangan pekerjaan.
2.
Menjadikan
sektor UMKM sebagai sektor idaman bagi generasi muda untuk berkarya dan
menumbuhkembangkannya, sehingga menjadi UMKM yang berkualitas.
3.
Menghapuskan persepsi bahwa sebagian besar
dari jumlah wirausaha tumbuh karena mengandalkan naluri dan network. Faktanya
untuk menjadi seorang wirausahawan atau pengusaha sejati, selain bakat dan
dorongan dari lingkungan, kreativitas, tekad dan keberanian mengubah tantangan
menjadi peluang juga tak kalah dibutuhkan.
4.
Mewujudkan
dan mendorong peran serta LPD dalam menggerakkan sektor UMKM sebagai pilar dan
penggerak perekonomian bangsa yang berkemampuan tinggi.
5.
Memberikan kontribusi kepada pertumbuhan
ekonomi di Indonesia melalui pengembangan UMKM khususnya di kalangan generasi
muda.
Dalam
Program Pelatihan Kewirausahaan LPD yang juga difasilitasi oleh
Pemerintah Desa dan keterlibatan peran aktifnya seluruh masyarakat desa,
generasi muda desa tidak hanya dibekali dengan teori, namun juga diberikan
simulasi praktek (experiental learning)
dalam menjalankan usaha di kemudian hari untuk menjadi wirausaha yang
sukses. Dukungan pembinaan diberikan dalam bentuk pelatihan,
pendampingan berusaha dan promosi usaha yaitu pameran. Kegiatan pameran
wirausaha muda bersinergi dengan kegiatan dari Dinas Perdagangan, Dinas
Koperasi dan Dinas lain dari Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Provinsi,
difasilitasi oleh Pemerintah Desa dalam keikutsertaannya.
Program Kewirausahaan LPD diberikan oleh para praktisi usaha dan akademisi, baik dari desa yang bersangkutan atau mengundang dari desa atau lembaga yang lain. Bertujuan untuk memberikan pendidikan atau pengetahuan aplikatif dari para wirausahawan yang telah berhasil dan berpengalaman di bidangnya, serta keilmuan dari akademisi kepada para generasi muda desa sehingga terdorong untuk berwirausaha dan menciptakan lapangan kerja.
Program Kewirausahaan LPD diberikan oleh para praktisi usaha dan akademisi, baik dari desa yang bersangkutan atau mengundang dari desa atau lembaga yang lain. Bertujuan untuk memberikan pendidikan atau pengetahuan aplikatif dari para wirausahawan yang telah berhasil dan berpengalaman di bidangnya, serta keilmuan dari akademisi kepada para generasi muda desa sehingga terdorong untuk berwirausaha dan menciptakan lapangan kerja.
Harapan
dari pelaksanaan Program Kredit Wirausaha Muda dan Program Pelatihan
Kewirausahaan LPD adalah para wirausahawan muda tersebut menjadi pengusaha yang
beretika, peduli pada lingkungan dan berkeinginan kuat untuk tidak hanya
menjadi besar, tetapi tangguh dan mampu bersaing secara sportif di setiap
kondisi.
BAB III
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Lembaga keuangan di
Indonesia di era modern sekarang ini telah mengalami perkembangan yang sangat
pesat. Berbagai jenis lembaga keuangan baik lembaga keuangan bank maupun
lembaga keuangan non bank mulai menjamur di seluruh wilayah Indonesia.
Pendirian LPD pada dasarnya
dimaksudkan untuk mendorong tumbuhnya perekonomian krama di desa adat sehingga
bias mencapai tujuan akhir, yakni mensejahterakan masyarakat. Kehadiran LPD
diharapkan bisa membuka akses pendanaan bagi masyarakat adat Bali di masing-masing
Desa adat atau desa pakraman yang jauh lebih mudah dan juga murah. Sejak
didirikan tahun 1988, LPD Desa Adat Pecatu memainkan peran penting dalam
memberikan akses dana bagi krama desa adat Pecatu. Selama 25 tahun berjalan,
LPD Desa Adat Pecatu tak pelak menjadi motor penggerak perekonomin krama.
Angka riil dari perkembangan
laba dan aset LPD Desa Adat Pecatu akan lenih jelas terlihat dalam table berikut ini :
Tabel
3.1
Tabel Perkembangan
Aset dan Laba LPD Desa Adat Pecatu
Tahun
|
Aset
(Rp)
|
Modal
(Rp)
|
Laba
(Rp)
|
1989
|
190.877.675
|
4.858.000
|
19.148.420
|
1990
|
483.332.090
|
16.347.000
|
34.679.183
|
1991
|
680.919.241
|
37.155.000
|
67.644.178
|
1992
|
1.077.953.743
|
79.282.000
|
94.111.162
|
1993
|
1.464.089.000
|
138.249.000
|
111.430.000
|
1994
|
2.012.324.000
|
260.107.000
|
167.245.077
|
1995
|
2.996.512.000
|
360.454.000
|
189.732.000
|
1996
|
4.285.387.000
|
474.793.000
|
235.774.740
|
1007
|
5.248.085.000
|
616.258.000
|
243.767.135
|
1998
|
6.967.063.000
|
763.478.000
|
595.018.247
|
1999
|
9.956.077.000
|
1.120.489.000
|
813.053.103
|
2000
|
16.001.668.000
|
1.608.321.000
|
1.105.403.000
|
2001
|
21.853.597.000
|
2.276.562.000
|
1.589.458.000
|
2002
|
26.016.993.000
|
3.230.237.000
|
1.931.339.000
|
2003
|
32.956.323.000
|
4.365.931.000
|
2.392.743.000
|
2004
|
47.561.458.000
|
7.801.577.000
|
2.637.125.000
|
2005
|
56.431.618.000
|
7.383.852.000
|
3.495.728.291
|
2006
|
61.618.847.449
|
9.481.298.000
|
3.507.470.000
|
2007
|
79.996.236.000
|
11.595.771.000
|
4.626.177.091
|
2008
|
99.804.651.000
|
14.337.356.295
|
4.056.912.154
|
2009
|
114.239.379.962
|
16.796.503.588
|
4.551.061.463
|
2010
|
149.684.672.766
|
20.779.973.472
|
6.022.275.412
|
2011
|
188.595.544.478
|
24.779.973.472
|
8.031.779.006
|
2012
|
247.909.401.999
|
31.011.771.761
|
10.176.917.019
|
2013
|
295.299.211.902
|
38.131.538.913
|
8.501.977.836
|
Posisi
puncak ditempati LPD Desa Adat Pecatu berturut-turut selama empat tahun
sejak tahun 2010.
Tabel 3.2
Tabel 5 Besar LPD Peraih Aset Tertinggi di
Kabupaten Badung
(dalam Ribuan Rupiah)
No
|
Nama LPD
|
2009
|
2010
|
2011
|
2012
|
1.
|
LPD Kuta
|
184.925.503
|
222.978.435
|
255.246.396
|
307.326.688
|
2.
|
LPD Pecatu
|
114.239.380
|
149.684.848
|
188.595.544
|
247.909.402
|
3.
|
LPD Legian
|
90.505.276
|
135.845.848
|
187.851.915
|
240.161.086
|
4.
|
LPD Jimbaran
|
109.820.909
|
138.153.038
|
177.483.989
|
222.254.604
|
5.
|
LPD Kedonganan
|
120.873.850
|
136.019.081
|
162.478.762
|
207.520.865
|
Tabel
3.3
Tabel
5 Besar LPD Peraih Laba Tertinggi di Kabupaten Badung
(dalam
Ribuan Rupiah)
No
|
Nama LPD
|
2009
|
2010
|
2011
|
2012
|
1.
|
LPD Kuta
|
7.351.113
|
9.340.699
|
10.146.115
|
11.296.803
|
2.
|
LPD Pecatu
|
4.551.124
|
6.022.275
|
8.031.779
|
10.176.917
|
3.
|
LPD Legian
|
4.052.124
|
5.660.567
|
7.642.952
|
8.688.004
|
4.
|
LPD Jimbaran
|
4.725.486
|
5.664.532
|
6.094.817
|
8.037.220
|
5.
|
LPD Kedonganan
|
4.300.999
|
4.617.575
|
4.800.346
|
5.162.757
|
Hal ini tidak saja mengukuhkan LPD Desa
Adat Pecatu di jajaran “LPD elite”, tetapi juga menunjukkan sebuah kinerja keuangan
yang efektif. Kendatipun aset dan laba bukan satu-satunya ukuran kesuksesan
sebuah LPD, tapi pencapaian itu menggambarkan pengelolaan LPD Desa Adat Pecatu
selama ini memenuhi aspek bisnis sebuah lembaga keuangan.
Dalam menjalankan program
kerja yang telah disusun dan disepakati bersama , LPD Pecatu memiliki
strategi-strategi andalan yang telah membawa LPD ini pada puncak kesuksesan
dalam menjalankan aktivitasnya di industri keuangan. Hambatan dan tantangan
dapat dilalui oleh LPD Pecatu sejak awal berdirinya hingga saat ini tak lepas
dari strategi-strategi yang berhasil dijalankan.
Berdasarkan pemaparan
pimpinan LPD Pecatu, Bapak I Ketut Giriartha, S.Pd.,M.M, strategi-strategi
tersebut antara lain:
a. Bermodal
awal semangat yang tinggi dengan niat yang tulus dan ikhlas. Rasa semangat yang
tinggi ini ditanamkan kepada semua pengurus dan
karyawan sehingga kinerja mereka dalam organisasi dapat dioptimalkan.
Modal awal yang berupa semangat ini berlandaskan pada prinsip “dari kita, oleh
kita dan untuk kita” para pengurus dan karyawan bekerja dengan ikhlas demi
kepentingan diri sendiri, keluarga, dan masyarakat pecatu untuk kemajuan
bersama.
b. Membangun
komunikasi yang baik antar sesama pengurus baik secara vertikal maupun
horisontal. Komunikasi vertikal yaitu hubungan antara pimpinan dan pengurus
yang berada di bawahnya begitupun sebaliknya. Sedangkan komunikasi horizontal
berupa hubungan sesama pengurus dan karyawan di tingkatan yang sama maupun
tingkatan yang berada di bawahnya.
c. Meningkatkan
integritas kinerja pengurus dan karyawan LPD sehingga kegiatan organisasi
berjalan dengan lancar.
d. Memberi
pelatihan kepada para pengurus dan karyawan LPD untuk peningkatan skill secara
individu maupun kelompok. Dengan skill atau kemampuan yang baik di bidang
pekerjaan masing-masing, para pengurus dan karyawan LPD dapat bekerja dengan
optimal dan efisien.
e. Menjaga
komitmen agar tetap kokoh dalam keadaan apapun. Komitmen yang kuat dapat
menjaga stabilitas LPD Pecatu sepanjang waktu sehingga mampu untuk terus
berkontribusi besar terhadap pengembangan organisasi dan Desa Adat Pecatu.
Di dunia lembaga keuangan,
produk menjadi factor utama untuk memenangi persaingan. Itu sebabnya, banyak
lembaga-lembaga keuangan yang berlomba menawarkan berbagai produk inovatif dan variatif sehingga bias
menarik minat masyarakat untuk menjadi nasabah. Tak jarang produk-produk yang
ditawarkan menjanjikan berbagai fasilitas menggiurkan.
Sebagai lembaga keuangan
milik desa adat yang khas, LPD Desa Adat Pecatu juga mencoba menawarkan
bernagai produk menarik. Tapi, produk-produk LPD Desa Adat Pecatu lebih
menekankan pada efektivitas dalam upaya menyangga adat dan budaya Bali. Itu
sebabnya produk-produk yang ditawarkan lebih dilandasi kebutuhan warga Pecatu
sebagai krama desa adat yang memiliki
tanggung jawab mempertahankan adat dan budaya Bali.
1.
Tabungan Plus (Taplus)
2.
Deposito
3.
Sibermas
4.
Ida
Ngaben
3.3 Peranan Lembaga Perkreditan Desa Pecatu Dalam
Menghimpun Dana Masyarakat
Pendirian
LPD pada dasarnya dimaksudkan untuk mendorong tumbuhnya perekonomian krama di
desa adat sehingga bisa mencapai tujuan akhir , yakni mensejahterakan
masyarakat. Kehadiran LPD diharapkan bisa membuka akses pendanaan bagi
masyarakat adat Bali di masing-masing desa adat atau desa pakraman yang jauh
lebih mudah dan juga murah.
Kekhasan
LPD di Bali terlihat dari pemanfaatan keuntungan pengelolaan LPD yang
dikembalikan kepada komunitas adat Bali di desa adat atau desa pakraman. Sejak
awal didirikan, LPD memang didedikasikan sebagai penyangga adat dan budaya Bali
yang dijiwai ajaran agama Hindu. Artinya, fungsi utama LPD bukanlah fungsi
ekonomi, melainkan justru fungsi sosial dan budaya. Fungsi ekonomi diletakkan
dalam kerangka memperkuat fungsi sosial-budaya LPD. Itu pula sebabnya,
keberadaan LPD diletakkan dalam payung desa adat/desa pakraman dan bukan desa
dinas.
Sejak
didirikan tahun 1988, LPD Desa Adat Pecatu memainkan peran penting dalam
memberikan akses dana bagi krama Desa
Adat Pecatu. Selama 25 tahun berjalan, LPD Desa Adat Pecatu tak pelak menjadi
motor penggerak perekonomian krama. Ini
terlihat dari terus bertumbuhnya dana masyarakat yang terhimpun sebagai dana
pihak ketiga maupun dana pinjaman yang disalurkan.
Sebagai
Lembaga Perkreditan yang memberikan pelayanan simpan pinjam untuk krama atau
masyarakat Desa Adat Pecatu, LPD Pecatu memiliki peranan yang cukup besar
terhadap pengembangan Desa Adat Pecatu. Sesuai dengan namanya, LPD merupakan
lembaga yang menjalankan kegiatan simpan pinjam dalam masyarakat. Selaras
dengan lembaga-lembaga keuangan yang lain, LPD menjalankan peran menghimpun
dana dari masyarakat yang memiliki cadangan berlebih untuk disalurkan kepada
masyarakat sebagai pinjaman untuk membantu masyarakat dalam memenuhi
kebutuhannya.
Pengembalian
keuntungan LPD kepada komunitas adat Bali di desa adat/desa pakraman itu diatur
dalam regulasi mengenai LPD. Dalam Perda Nomor 2 Tahun 1988 yang merupakan
regulasi pertama tentang LPD di Bali maupun Perda Nomor 4 Tahun 2012 yang
merupakan penyempurnaan Perda Nomor 3 Tahun 2007 tentang LPD jelas diatur
pemanfaatan keuntungan LPD. Begitu juga dalam Perda Kabupaten Badung Nomor 19
Tahun 2001 tentang LPD. Dalam konteks LPD Desa Adat Pecatu, pemberian dana
pembangunan dan dana sosial ini juga diatur dalam Pararem LPD Desa Adat Pecatu.
Dalam
menghimpun dana masyarakat, LPD Pecatu telah berhasil melaksanakan peranannya
dengan sangat baik. Hal tersebut terlihat dari kemajuan-kemajuan yang berhasil
dicapai oleh LPD Pecatu sejak awal berdirinya hingga kini. Tidak hanya kemajuan
dari segi internal LPD Pecatu, tetapi juga kemajuan Desa Adat Pecatu dalam
berbagai bidang. Misalnya dalam mengurangi kemiskinan di Desa Adat Pecatu,
produk-produk yang dihasilkan oleh LPD Pecatu ini berhasil dilaksanakan untuk
membantu masyarakat memperbaiki kesejahteraan hidupnya.
LPD
menjalankan peran menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki cadangan
berlebih untuk disalurkan kepada masyarakat sebagai pinjaman untuk membantu
masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya.
1.
Kredit
Selain
menghimpun dana masyarakat, tugas pokok berikutnya dari LPD Desa Adat Pecatu
yakni memberikan dana pinjaman kepada masyarakat. Pinjaman yang diberikan itu
merupakan salah satu bentuk penggunaan dana LPD yang paling besar dalam usaha
untuk mendapatkan penghasilan. Karena itu, pemberian pinjaman kepada masyarakat
merupakan kegiatan utama dari LPD.Produk kredit yang yang disalurkan LPD Desa
Adat Pecatu kepada krama bervariasi. Sektor yang dibiayai pun hampir mencakup
semua bidang kegiatan krama, seperti pertanian, perkebunan, perikanan,
peternakan, industri, pariwisata, dan sektor lainnya. Jangka waktu pembayaran
kredit pun bisa dipilih sesuai kemampuan krama, seperti kredit jangka pendek
(1-12 bulan), kredit jangka menengah (di atas 12 bulan-60 bulan), dan kredit
jangka panjang (di atas 60 bulan-120 bulan).
Setelah tahun
2000, pertumbuhan kredit LPD Desa Adat Pecatu semakin meningkat. Terakhir,
hingga Oktober 2013, penyerapan kredit di LPD Pecatu mencapai lebih dari 90%.
Tabel
3.9
Tabel
Perkembangan Kredit LPD Desa Adat Pecatu
Tahun
|
Dana
Pihak Ketiga
(Rp)
|
Kredit
(Rp)
|
Nasabah
(Orang)
|
1989
|
166.871.680
|
139.611.000
|
286
|
1990
|
432.306.280
|
460.794.000
|
334
|
1991
|
553.083.363
|
640.781.623
|
539
|
1992
|
849.677.811
|
884.597.000
|
612
|
1993
|
1.214.410.000
|
1.123.610.000
|
720
|
1994
|
1.585.272.000
|
1.272.377.000
|
712
|
1995
|
2.446.327.000
|
1.616.178.000
|
668
|
1996
|
3.420.082.000
|
2.697.515.000
|
810
|
1997
|
4.368.750.000
|
2.612.302.000
|
785
|
1998
|
5.563.193.000
|
2.751.984.000
|
891
|
1999
|
8.017.137.000
|
5.741.201.000
|
977
|
2000
|
13.195.757.000
|
11.537.298.000
|
1.118
|
2001
|
17.942.079.000
|
14.756.107.000
|
1.232
|
2002
|
20.799.713.000
|
19.601.362.000
|
1.356
|
2003
|
26.164.232.000
|
28.393.357.000
|
1.479
|
2004
|
38.959.549.000
|
36.679.446.000
|
1.542
|
2005
|
45.257.783.000
|
45.008.647.000
|
1.660
|
2006
|
48.210.186.000
|
50.365.255.000
|
1.740
|
2007
|
63.097.553.000
|
61.083.741.000
|
2.111
|
2008
|
79.565.344.000
|
71.566.398.000
|
2.084
|
2009
|
91.143.752.450
|
91.383.763.076
|
2.198
|
2010
|
121.898.533.232
|
114.682.290.588
|
2.230
|
2011
|
155.059.931.500
|
148.633.123.626
|
2.103
|
2012
|
206.108.864.153
|
184.012.971.188
|
2.024
|
2013*)
|
246.567.295.848
|
220.439.723.030
|
2.053
|
Adapun syarat
mengajukan kredit di LPD Desa Adat Pecatu, sebagaiberikut :
- Fotokopi Kartu Tanda Penduduk
(KTP)/Kartu Keluarga (KK)
- Fotokopi surat jaminan
- Persetujuan suami/istri (datang
langsung ke LPD)
- Agunan/jaminan (kendaraan, tanah,
emas, tabungan atau deposito)
Kredit
LPD Desa Adat Pecatu dapat diklasikan menjadi empat, yakni
a.
kredit modal kerja
b.
Kredit
Investasi
c.
Kredit
Konsumtif
d.
Kredit
Krama Sejahtera
2.
Layanan
Jasa Nonkredit
Lembaga
keuangan kini tidak lagi membuka layanan keuangan semata-mata, tetapi juga
membuka layanan nonkredit yang bertujuan untuk memperkokoh layanan pokok di
bidang keuangan. LPD Desa Adat Pecatu juga melakukan langkah ekstensifikasi
layanan dengan membuka layanan nonkredit.
Berikut ini
layanan nonkredit LPD Desab Adat Pecatu.
- Pembayaran rekening listrik online
- Pembayaran rekening telepon online
- Pembayaran pajak (khususnya PBB)
- Pembayaran rekening PDAM
- Pembelian voucher pulsa telepon
- Pembelian voucher listrik
- Pengiriman uang
Pembukaan
layanan nonkredit ini dimaksudkan untuk menjadikan LPD Desa Adat Pecatu sebagai
lembaga keuangan milik Desa Adat Pecatu dengan konsep pelayanan on stop service (pelayanan satu tempat).
Artinya, LPD Desa Adat Pecatu berupaya memenuhi segala kebutuhan krama Desa
Adat Pecatu, khususnya yang berhubungan dengan aktivitas pembayaran tunai
maupun transfer (cash and transfer
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
Pendirian
LPD pada dasarnya dimaksudkan untuk mendorong tumbuhnya perekonomian krama di
desa adat sehingga bias mencapai tujuan akhir, yakni mensejahterakan
masyarakat. Sejak didirikan tahun 1988, LPD Desa Adat Pecatu memainkan peran
penting dalam memberikan akses dana bagi krama
Desa Adat Pecatu. Selama 25 tahun berjalan, LPD Desa Adat Pecatu tak pelak
menjadi motor penggerak perekonomian krama.
Ini terlihat dari terus bertumbuhnya dana masyarakat yang terhimpun sebagai
dana pihak ketiga maupun dana pinjaman yang disalurkan. Dalam menghimpun dana
masyarakat, LPD Pecatu telah berhasil melaksanakan peranannya dengan sangat
baik. Hal tersebut terlihat dari kemajuan-kemajuan yang berhasil dicapai oleh
LPD Pecatu sejak awal berdirinya hingga kini. Tidak hanya kemajuan dari segi
internal LPD Pecatu, tetapi juga kemajuan Desa Adat Pecatu dalam berbagai
bidang. Misalnya dalam mengurangi kemiskinan di Desa Adat Pecatu, produk-produk
yang dihasilkan oleh LPD Pecatu ini berhasil dilaksanakan untuk membantu
masyarakat memperbaiki kesejahteraan hidupnya.
4.2
Saran
Saran
menurut saya pribadi adalah harusnya Lembaga Perkreditan Desa Seperti ini
harusnya di sosialisasikan ke daerah daerah lain diluar Bali sehingga daerah
lain dapat mencontoh keberhasilan masyarakat Bali dalam mengelola keuangan
untuk kepentingan di desanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar